Untuk
pertama kali rekaman gambar pembunuhan ini dipublikasikan Yayasan Penyelamat
Satwa Bener Meriah dan menjadi video pertama yang merekam pembunuhan harimau
Sumatera di Indonesia.
Menurut
Ketua Yayasan Penyelamatan Satwa Bener Meriah Suherry, Minggu (30/12/2012)
gambar pembunuhan harimau ini diambil dengan kamera telepon seluler milik
Mahmuda, warga Desa Delong. Kualitas video sendiri tidak begitu bagus.
Video
berdurasi hampir enam menit itu memperlihat bagaimana harimau meronta-ronta
akibat kaki tersangkut jerat kayu dan kawat di bawah pohon eucalyptus yang ada
di dekat tebing kebun kopi.
Dalam
video ini terlihat seorang laki-laki berbaju merah muda datang dan mulai
memukul harimau dengan kayu panjang. Harimau itu mengaum kesakitan dan masih
terus dipukuli.
Harimau
itu tak bergerak diduga telah mati. Lalu beberapa orang mulai berani mendekat
dan memegang harimau. Leher diikat dengan tali dan diseret ke tempat yang lebih
lapang. Harimau itu berukuran tidak terlalu besar kemungkinan merupakan harimau
remaja.
Menurut
Suherry, kejadian itu berawal saat Mahmuda hendak menuju kebun pada pukul 14.00
siang. Dia melintas sebuah kebun kopi denga sepeda motor. Kawasan itu merupakan
pegunungan di dataran tinggi Gayo, yang berbatasan dengan hutan Kawasan Ekosistem
Leuser.
Tiba-tiba
seekor harimau menerkam dari balik semak ke arah Mahmuda yang sedang
mengendarai sepeda motor. Mahmuda melompat menghindar, cakaran harimau hanya
mengenai sepeda motor. Harimau itu tidak dapat bergerak leluasa karena kaki
sudah terkena jerat kayu dan kawat yang dipasang di kebun. Harimau sempat
berlari dan akhirnya tersangkut di bawah pohon eucalyptus.
Mahmuda
yang ketakutan mengirim sms ke rekan di kampung. Jarak pemukiman dengan kebun
sekitar tiga kilometer. Keuchik (Kepala Kampung), Imam mesjid dan orang-orang
ramai berdatangan tak lama kemudian. Mereka menunggu dari jauh. Takut mendekat
karena harimau itu terus meronta di semak-semak di bawah pohon eucalyptus.
Akhirnya datang pawang harimau setempat bernama Ilyas.
“Yang
berbaju merah muda yang memukul harimau itu Pak Ilyas, pawang harimau,” kata
Suherry.
Harimau
itu dipukul berkali-kali di bagian kepala hingga tak bergerak. Alasannya, takut
harimau akan menerkam warga. Ada 20 orang yang menonton harimau itu dipukuli
termasuk dua anggota polisi Polsek Simpang Tiga yang datang ke lokasi.
Menurut
Suherry, harimau itu dikuliti dan dipotong-potong. “Daging dibagikan kepada
orang-orang disitu. Katanya bagus untuk obat. Kulit, kepala dan tulang dibawa
anggota Polsek.” Suherry tahu kejadian itu, tapi tak pergi ke lokasi. “Saya
sempat bilang, jangan dibunuh harimau itu ke orang-orang yang pergi.”
Setelah
peristiwa itu, Suherry takut pembunuhan harimau terulang. Dia berinisiatif
mengajak beberapa orang kampung termasuk Mahmuda membuat lembaga yang diberi
nama Yayasan Penyelamat Satwa Bener Meriah. “Di Bener Meriah banyak sekali
harimau dibunuh,”katanya.
Harimau
yang dibunuh itu satu dari empat ekor yang ada di hutan sekitar kampung mereka.
Ada satu induk dan tiga ekor anak yang berangjak remaja. Harimau yang mati
dibunuh itu berusia remaja dan sedang belajar berburu.
Lihat video nya : Sumatera Tiger Killed
Media : mongabay.co.id
Lihat video nya : Sumatera Tiger Killed
Media : mongabay.co.id